Sunday, May 2, 2010

Pertumbuhan

Diposkan oleh noviarahma di Sunday, May 02, 2010 0 komentar
Praktikum FisHe (fisiologi hewan)ku lucu deh.. pas acara pertumbuhan tuh disuruh ngukur pertumbuhan ayam.. aku ga berani pegang ayamnya, gimana ngukurnya dong?? untung kakak asistennya baik hati tuh (tumben nemu yg baik, haha), diukurin deh sama kakaknya :DD

ini nih laporannya :

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN


ACARA I
P E R T U M B U H A N

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan suatu fenomena universal yang bermula dari sutu telur yang telah dibuahi dan berlanjut sampai hewan mencapai dewasanya. Pertumbuhan yang berupa penambahan massa dan ukuran tubuh hewan dapat dinyatakan dengan pengukuran kenaikan berat badan dan pengukuran somatometrik. Pertumbuhan digunakan sebagai istilah untuk fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai hal dari pemasukkan (imbibisi) air yang sederhana sampai hasil dari kimia nutrient. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat berupa faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dimana kedua faktor tersebut saling berkaitan satu sama lainnya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mampu menggunakan alat untuk mengadakan percobaan pengukuran pertumbuhan.
1.2.2 Mampu mengukur pertumbuhan.
1.2.3 Mampu menginterpretasikan data yang didapat.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) merupakan proses penambahan ukuran (volume, massa, tinggi, atau panjang) yang permanen dan bersifat tidak balik (irreversible). Biasanya juga terjadi penambahan komponen-komponen yang bersifat padat, meningkatnya berat kering, dan jumlah sitoplasma. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan (Rasyaf, 1997).
Pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh bangsa, jenis kelamin, umur, kualitas ransum, dan lingkungan. Zat pakan yang penting bagi pertumbuhan ternak adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan tulang, produksi, reproduksi normal, pembentukan sel darah merah, dan berperan dalam sistem syaraf (Wahju, 1991).

2.1.2 Perkembangan
Perkembangan (development) merupakan perubahan dalam bentuk dan kompleksitas yang terjadi selama pertumbuhan. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup. Proses ini bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan bilangan. Suatu makhluk hidup dikatakan sudah dewasa apabila alat perkembangbiakannya secara seksual telah berfungsi, misalnya pada hewan apabila kelenjar kelaminnya telah mampu menghasilkan sel kelamin (Rasyaf, 1997).

2.1.3 Fenomena dan Parameter Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara umum tumbuh merupakan proses pertambahan massa, sedangkan secara spesifik dapat diartikan proses peningkatan ukuran tulang, muskulus, visera, atau semua bagian tubuh. Tumbuh merupakan proses substansial pada proses produksi, hewan tidak akan mempunyai nilai ekonomis tinggi bila hewan tersebut tidak mengalami pertumbuhan dan produksi telur tidak akan optimum bila pertumbuhan hewan tersebut terhambat. Definisi pertumbuhan murni adalah perubahan-perubahan ukuran tubuh yang meliputi pertambahan bobot hidup, bentuik tubuh, urat daging, organ dasar, dan bagian-bagian lain dari tubuh selain lemak (Anggorodi, 1985).
Pertumbuhan meliputi pertambahan bobot badan secara keseluruhan juga diikuti pertumbuhan bagian tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Proses pertumbuhan biasanya diartikan sebagai pertumbuhan berat badan sejak adanya konsep sampai dewasa. Pertumbuhan juga diartikan sebagai pembentukan jaringan-jaringan baru sehingga menyebabkan pertambahan bobot, bentuk dan komposisi tubuh. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam adalah genetik, pakan dan lingkungan. Pertumbuhan pada ayam jantan lebih cepat dibanding ayam betina. Perbedaan ini diduga karena adanya perbedaan dalam soal makanan dimana ayam jantan lebih tinggi konsumsi pakannya daripada ayam betina (Lawrie, 1994).
Pertumbuhan dimulai sejak terjadinya pembuahan pada sel telur yang kemudian memperbanyak diri menjadi susunan yang lebih tinggi (Soeparno, 1992).
Proses pertumbuhan pada makhluk dipengaruhi oleh faktor genetik sebesar 30% dan faktor lingkungan sebesar 70%. Pertumbuhan pralahir pada hewan mamalia dapat disejajarkan dengan pertumbuhan embrional pada telur ayam dapat ditinjau dari faktor luar yang berpengaruh pada embrio tersebut (Soeharsono, 1976).
Kecepatan pertumbuhan dapat dinyatakan dengan pertambahan bobot badan setiap minggunya dan percepatan pertumbuhan ini akan berkembang sejak menetas sampai 8 minggu pada ayam (Card, 1962).
Apabila hewan sedang berkembang, menurut Hammond, prinsip gelombang pertumbuhannya mulai dari kepala dan menyebar ke badan. Gelombang kedua ini mulai pada ujung-ujung anggota badan dan ke atas, semua gelombang ini bertemu pada suatu titik pertemuan antara lain dari rusuk terakhir, yang merupakan daerah paling akhir untuk dikembangkan (Lawrie, 1994).
Laju komponen pertumbuhan berlangsung dengan kadar yang berbeda, sehingga perubahan ukuran komponen menghasilkan diferensiasi atau perubahan karakteristik individual sel dan organ. Perubahan morfologi ataupun kimiawi misal perubahan sel-sel otot, tulang, hati, jantung, ginjal, otak, saluran pencernaan, organ reproduksi dan alat pernapasan. Terjadi dalam proses diferensiasi (Soeparno, 1992).
Pertumbuhan dapat diukur dengan jalan menimbang hewan hidup pada saat-saat tertentu secara berurutan, untuk menghilangkan bias karena isi saluran pencernaan maka digunakan bobot hewan puasa yaitu hewan setelah dipuasakan 18-24 jam (Sudarmoyo, 1982).
Kurva hubungan antara bobot badan dengan umur adalah S (Sigmoid). Ada fase awal yang pendek dimana bobot badan meningkat dengan meningkatnya umur. Hal ini diikuti oleh pertumbuhan yang eksplosif kemudian akhirnya ada suatu fase dengan tingkat pertumbuhan sangat rendah (Lawrie, 1994).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses yang sangat kompleks yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan saja tetapi juga dipengaruhi oleh hormon tiroid, androgen glukocotikoid, dan insulin. Faktor ekstrinsik yang paling penting adalah makanan dan kondisi lingkungan (Jull, 1972).
Pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
1. Faktor internal
Menurut Lawrie (1994), faktor internal menyangkut sex, umur, dan genetik. Sedangkan menurut peneliti lainnya, faktor intrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain sifat genetik bangsa, jenis kelamin, spesies, individu, dan umur.
Pengaruh genetik dapat diketahui dari awal kehidupan embrio. Gregori dan Castle (1931), melaporkan bahwa sudah ada perbedaan dalam tingkat pembelahan sel antara embrio kelinci ras kecil dan besar setelah 48 jam pembuahan (Lawrie, 1994).
Perbedaan spesies menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan pertumbuhan, seperti misalnya pertumbuhan seekor itik lebih cepat dibandingkan pertumbuhan seekor ayam. Kecepatan pertumbuhan akan meningkat dengan bertambahnya umur suatu spesies dalam waktu tertentu, dan kemudian akan menurun kembali (Rasyaf 1997).

2. Faktor eksternal
Menurut Lawrie (1994), faktor eksternal menyangkut kualitas dan kuantitas pakan, kondisi tempat pemeliharaan. Perbedaan tingkat pemberian nutrisi pada semua umur sejak fase ferus bukan hanya mengubah pertumbuhan secara umum, tapi juga mempengaruhi daerah yang berbeda dan berbagai organ yang berbeda. Oleh karena hewan dengan tingkat pemberian nutrisi yang berbeda walau bangsa dan bobotnya sama akan berbeda dalam bentuk dan komposisi (Lawrie, 1994).
Ransum yang diberikan merupakan faktor penunjang dalam proses pertumbuhan. Ransum yang diperlukan oleh ayam dalam masa pertumbuhannya adalah dari golongan protein yang dapat dipenuhi dengan protein hewani dan nabati. Kebutuhan protein sehari-hari pada ayam yang sedang tumbuh dibagi dalam tiga bagian yaitu protein yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, protein untuk hidup pokok, dan protein untuk pertumbuhan bulu. Energi untuk pertumbuhan berkisar antara 1,5-3,0 kkal/gram pertambahan bobot badan. Hal ini tergantung dari jumlah lemak dalam hubungannya terhadap protein pada pertambahan bobot badan (Anggorodi, 1985). Sedangkan menurut Jull (1972), kebutuhan protein pada ayam dipengaruhi oleh kandungan energi dalam ransum. Apabila kekurangan energi,ayam akan turun bobot badannya dan akan menyebabkan kematian apabila kekurangan tersebut berlangsung terlalu lama.
2. 3 Morfologi Ayam
Ayam merupakan unggas yang mempunyai karakteristik cepat dalam pertumbuhannya, tetapi walaupun mempunyai pertumbuhan yang cepat, ayam ini juga mempunyai kerumitan dalam pemeliharaannya. Waktu kecil ia harus dipanasi dan makanan yang diberikan harus halus dan bermutu tinggi (Anggorodi, 1985).
Gallus domesticus, berdasarkan morfologi rostrum merupakan aves grainifora, biji-bijian merupakan jenis pakan utamanya. Akan tetapi secara alami jenis aves tersebut sedikit makan pakan hijau-hijauan dan hewan-hewan kecil, seperti insekta, lumbricus, dll. Jenis ayam yang telah dipelihara manusia pakannya berubah sehingga kesannya merupakan aves omnivora. Apabila ayam peliharaan hanya diberikan pakan alami, maka produktivitas ayan tersebut relatif rendah, hal tersebut karena kandungan pakan alami tidak terkontrol dan konsisten (Soeparno, 1992).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Kandang ayam
2. Timbangan
3. Penggaris
4. Jangka sorong
5. Tali, untuk membantu pengukran
3.1.2 Bahan
Hewan percobaan (Gallus sp.)

3.2 Cara Kerja
1. Mula-mula ayam (Gallus sp.) selaku hewan yang digunakan dalam percobaan ditimbang utnuk mengetahui berat awal dan dilakukan pengukuran somatometrik meliputi pengukuran paruh, sayap, dan kaki (tibiotarsus dan tarsometatarsus).
2. Hewan percobaan yang diamati diperlakukan dengan makanan tambahan.
3. Perlakuan dilakukan selama 1 minggu.
4. Setelah 1 minggu, hewan percobaan ditimbang lagi untuk mengetahui beratnya setelah diberi perlakuan.
5. Kemudian dilakukan pengukuran somatometrik (seperti apa yang dilakukan pada pengukuran sebelumnya).

IV. HASIL PERCOBAAN
Pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Parameter Pertumbuhan Awal Pertumbuhan Akhir Pertambahan Ukuran
Berat Badan
0,81 kg 0,74 kg −0.07 kg
Panjang Paruh • 3,22 cm
• 3,03 cm
• 3,05 cm
rata-rata: 3,1 cm
• 3,20 cm
• 3,31 cm
• 3,42 cm
rata-rata: 3,31 cm
0,21cm
Panjang Sayap :
 Dekster
 Sinister
19 cm
• 17,5 cm
• 18 cm
• 19,5 cm
rata-rata: 18,33 cm

• 19,7 cm
• 19,8 cm
• 19,5 cm
rata-rata: 19,66 cm
• 17,3 cm
• 17,5 cm
• 18,5 cm
rata-rata: 17,76 cm
0,66 cm
−0,57 cm
Panjang Kaki :
 Dekster
 Sinister
• 23 cm
• 23,3 cm
• 23,5 cm
rata-rata: 23,26 cm

• 23 cm
• 23,5 cm
• 23,2 cm
rata-rata: 23,23 cm
• 23,3 cm
• 23,8 cm
• 24 cm
rata-rata: 23,76 cm

• 23,5 cm
• 23,4 cm
• 23,8 cm
rata-rata: 23,56 cm
0,5 cm
0,33 cm

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini digunakan ayam (Gallus sp.) sebagai bahan praktikum untuk di amati pertumbuhannya. Bagian-bagian yang di ukur meliputi : berat badan, panjang paruh, panjang sayap (dekster dan sinister) dan panjang kaki (dekster dan sinister). Bagian yang diukur tersebut merupakan hal yang dijadikan parameter pertumbuhan pada praktikum ini.
Berat badan
Saat dilakukan pengukuran awal pada ayam (Gallus sp.) mempunyai berat awal 0,81 kg. Setelah satu minggu, dilakukan pengukuran ulang dan berat badan ayam tersebut menjadi 0,74 kg. Terjadi penurunan berat badan ayam sebesar 0,07 kg. Hal ini bukan berarti bahwa ayam tidak mengalami pertumbuhan, terbukti bahwa terjadi peningkatan panjang paruh, sayap dan kaki pada ayam yang menunjukan terjadinya pertumbuhan somatis terhadap sel-sel hewan tersebut.
Berkurangnya berat badan ayam kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah faktor genetik, pakan dan lingkungan. Seperti yang telah diungkapkan oleh Lawrie (1994), bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam adalah genetik, pakan dan lingkungan. Faktor genetik sendiri merupakan faktor bawaan dari lahir, sedangkan untuk faktor pemberian pakan kemungkinan ayam kurang dalam hal nutrisi terutama yaitu protein. Karena menurut Anggorodi (1985), Ransum yang diberikan merupakan faktor penunjang dalam proses pertumbuhan. Ransum yang diperlukan oleh ayam dalam masa pertumbuhannya adalah dari golongan protein yang dapat dipenuhi dengan protein hewani dan nabati. Kebutuhan protein sehari-hari pada ayam yang sedang tumbuh dibagi dalam tiga bagian yaitu protein yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, protein untuk hidup pokok, dan protein untuk pertumbuhan bulu. Sedangkan menurut Jull (1972), kebutuhan protein pada ayam dipengaruhi oleh kandungan energi dalam ransum. Apabila kekurangan energi, ayam akan turun bobot badannya dan akan menyebabkan kematian apabila kekurangan tersebut berlangsung terlalu lama.
Sedangkan untuk faktor lingkungan, kemungkinan besar ayam tidak dapat menyesuaikan diri dengan kandang yang terlalu sempit seperti yang digunakan pada saat praktikum. Faktor kelamin juga kemungkinan berpengaruh pada penurunan berat badan ayam sesuai dengan hal yang diungkapkan Lawrie (1994), pertumbuhan pada ayam jantan lebih cepat dibanding ayam betina. Perbedaan ini diduga karena adanya perbedaan dalam soal makanan dimana ayam jantan lebih tinggi konsumsi pakannya daripada ayam betina, mengingat ayam yang digunakan dalam praktikum kelompok ini adalah ayam betina.
Menurut Wahju (1991), penurunan bobot tubuh bisa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang membuat ayam tertekan sehingga stres. Jika ayam stres maka metabolisme tubuh akan terganggu sehingga metabolit kurang optimal, akibatnya penyerapan nutrisi menurun dan bobot ayam menurun. Menurut Mangkoewidjojo (1988), makanan yang cukup mengandung semua bahan yang diperlukan penting untuk pertumbuhan dan produksi normal. Jika dalam susunan makanan kekurangan salah satu zat, vitamin atau mineral, atau tidak seimbang, pertumbuhan normal akan terhambat, atau produksi akan turun lebih rendah dari normal. Penurunan bobot tubuh ayam bisa juga dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan, bibit yang baik membutuhkan pemeliharaan yang baik pula. Ayam memerlukan perawatan dan makanan yang baik. Perawatan ini termasuk pemberian vaksinasi yang baik dan benar.
Panjang Paruh
Panjang paruh ayam pada pengukuran awal yaitu 3,1 cm. Setelah satu minggu, dilakukan pengukuran ulang. Hasilnya menunjukkan adanya penambahan panjang paruh menjadi 3,31 cm. Kenaikannya mencapai 0,21 cm. Hal ini menunjukan terjadinya pertumbuhan somatis terhadap sel-sel hewan tersebut, terutama di bagian paruhnya.
Panjang sayap
Panjang sayap ayam pada pengukuran awal yaitu sayap dekster 19 cm dan sayap sinister 18,33 cm. Setelah satu minggu, dilakukan pengukuran ulang. Pada sayap dekster menjadi 19,66 cm dan sayap sinister menjadi 17,76 cm. Hal ini berarti bahwa pada sayap dekster terjadi peningkatan panjang sebesar 0,66 cm, sedangkan pada sayap sinister terjadi pengurangan panjang sayap sebesar 0,57 cm.
Adanya penambahan dan pengurangan panjang, sekali lagi merupakan hal yang dipengaruhi oleh berapa faktor. Faktor tersebu diantaranya adalah faktok genetik, pakan dan lingkungan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Panjang kaki
Panjang kaki ayam pada saat pengukuran awal yaitu kaki dekster 23,26 cm, sedangkan kaki sinister 23,23 cm. Setelah seminggu kemudian ayam diukur kembali dan panjang kakinya mengalami penambahan. Kaki dekster menjadi 23,76 cm dan kaki sinister menjadi 23,56 cm. Artinya bahwa kai dekster mengalami penambahan panjang sebesar 0,5 cm dan kaki sinister mengalami penambahan panjang 0,33 cm. Hal ini menunjukan terjadinya pertumbuhan somatis pada sel-sel kaki ayam.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Pertumbuhan sangat identik dengan adanya pertambahan ukuran tubuh baik berat badan maupun panjang bagian tubuh.
2. Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah pakan, gen dan lingkungan.
3. Pertumbuhan akan lebih cepat jika pemberian pakan dilakukan sesuai dengan aturan yang benar dan dilakukan secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas dalam Kemajuan Mutakhir. UI Press, Jakarta.
Card, L.E. 1962. Poultry Production Lea and Febiger. Philadelphia.
Jull, M.A. 1976. Poultry Hasbandry. J-rd. Mc. Grow Hill Book Co, New York.
Lawrie, R.A. 1994. Ilmu Daging Edisi ke-5. UI Press, Jakarta.
Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta
Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Kanisius, Jakarta.
Soeharsono. 1976. Respons Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan Disertai Doktor. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung.
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta, UGM.
Sudarmoyo, B. 1982. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Pertumbuhan Bagian-bagian Badan dan Karkas Kambing Kacang. IPB Press, Bogor.
Wahju, J. 1991. Ilmu Nutrisi Unggas. UGM Press. Yogyakarta


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Tekanan Darah dan Denyut Nadi

Diposkan oleh noviarahma di Sunday, May 02, 2010 0 komentar
Ini laporanku saat praktikum fisiologi hewan, hehe..

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

ACARA IV
TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI

NAMA : NOVIA RAHMAWATI
NIM : J2B008054
WAKTU : 9 November 2009
KELOMPOK/ASISTEN : III / AHMAD EDI MUZAKKI


LABORATORIUM BSF HEWAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sistem sirkulasi pada manusia dapat disebut juga sebagai system sistemik atau badan. Dimana darah dari aorta mengalir ke macam-macam arteri besar yang menuju ke semua bagian-bagian badan. Darah mengalir karena kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi ventrikel kiri. Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi dipindahkan melalui dinding otot yang elastis dari seluruh sistem arteri. Pada saat jantung kendur (diastole) ada tekanan tertentu pada sistem arteri. Bila jantung berkontraksi (sistole) maka tekanan akan meningkat. Tekanan selama sistole menggerakkan darah mengalir ke aorta. Denyut cor menyebabkan adanya gelombang tekanan yang berjalan sepanjang arteri. Gelombang tekanan arteri dideteksi dengan cara palpasi pada arteri radialis unuk mengetahui denyut arteri per satuan waktu.
Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi merupakan pengujian klinik yang umum. Tekanan darah dan denyut nadi dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada setiap orang, tekanan yang terus–menerus tinggi mungkin menunjukan suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui prinsip dan cara-cara mengukur besarnya tekanan pada saat sistole dan diastole.
1.2.2 Mengetahui pengaruh aktifitas metabolik terhadap besarnya tekanan sistole dan diastole.
1.2.3 Mengetahui prinsip dan cara-cara perhitungan denyut nadi.
1.2.4 Mengetahui pengaruh aktifitas metabolik terhadap denyut nadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap saat siklus jantung. Selama sistole vaskuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak yag disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata.pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik, seperti sewaktu latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena kecemasab dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Karena itu sebaiknya tekanan darah diukur selalau sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebaiknya dalam sikap rebahan (Pearce, 1995).

2.2 Pengukuran Tekanan Darah Arterial
Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum. Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa dengan tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole. Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit (Kimball, 1983).
Mengukur tekanan darah arterial menggunakan alat yang disebut sphigmomanometer. Lengan atas dibalut dengan selembar kantong karet yang dapat digelembungkan, yang terbungkus dalam sebuah manset dan yang digandengkan dengan sebuah pompa dan manometer. Dengan memompa maka tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai 200 mmHg yang cukup untuk menjepit sama sekali arteri brakhial, sehingga tak ada darah yang dapat lewat dan denyut nadi pergelangan menghilang. Kemudian tekanan darah diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan atau lebih cepat, bila dengan menggunakan stetoskop denyut nadi brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada titik ini tekanan yang tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas arteri brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung dirasakan. Dan titik dimana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Menurut Pearce (1995), nilai tekana darah normal dalam mmHg adalah sebagai berikut :
Nilai Tekanan Darah Normal (Dalam mmHg)
Umur Diastolik Sistolik
Bayi 50 70-90
Anak-anak 60 80-100
Remaja 60 90-110
Dewasa muda 60-70 110-125
Dewasa 80-90 130-150

2.3 Denyut nadi
Denyut arteri atau nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat di mana arteri melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan. Seperti arteri radialis di sebelah depan pergelangan tangan, arteri temporalis di atas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis dibelokan mata kaki. Yang teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta melainkan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta dan merambat lebih cepat dari pada darah itu sendiri (Pearce, 1995).
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda dipengaruhi oleh penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung. Kalau jumlah denyut ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit juga (Pearce, 1995).

Kecepatan normal denyut nadi (Jumlah debaran setiap menit)
Umur Jumlah debaran tiap menit
5 tahun 96-100
10 tahun 80-90
dewasa 60-80
(Pearce, 1995).
Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa diperkirakan 105 mmHg dan batas teratas ialah 150 mmHg. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria (Junqueira at all, 1998).
Denyut jantung juga dibawah kontrol syaraf. Rangsangan dari nodus sinoatrialis melalui serabut-serabut parasimpatis pada vagus atau pemberian acethylcolin setempat mengakibatkan pelannya denyut jantung, sedang rangsangan melalui serabut simphatis atau pemberian setempat norepinephrine akan memepercepat denyutnya. Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 ml atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Tiap menit sejumlah volume yang tepat sama kembali dari vena ke jantung (Kastowo,1982).

2.4 Faktor yang mempertahankan tekanan darah
Menurut Pearce (1995), Faktor-faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah adalah:
a. Banyaknya darah yang beredar
Untuk membuat tekanan dalam suatu susunan tabung maka perlu tabung diisi sepenuhnya. Oleh karena dinding pembuluh darah adalah elastik dan dapat mengembung maka harus diisi supaya dapat dibangkitkan suatu tekanan. Pemberian cairan seperti plasma atau garam akan menyebabkan tekanan naik lagi.
b. Viskositas
Viskositas darah disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding tabung yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui pembuluh.
c. Elastisitas dinding pembuluh darah
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari pada yang ada dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastik daripada yang ada pada vena.
d. Tahanan Tepi
Tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di dalam arteriole. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriole juga menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak kelihatan di dalam kapiler dan vena.

2.5 Hormon Angiotensin
Pada mamalia, ginjal berfungsi untuk membantu menjaga tekanan darah dan memulai dengan tindakan memperbaiki bila tekanan darah mulai turun. Untuk fungsi ini ginjal melepaskan enzim proteolitik renin. Substratnya adalah globulin disebut angiotensinogen, terdapat di dalam plasma. Renin memecahkan sebuah peptida yang mengandung 10 asam amino disebut angiotensin I. Hasil akhir adalah peptida yang mengandung delapan asam amino yang disebut angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan otot dinding arteriol berkontraksi. Bila angiotensin II mencapai sel-sel dari bagian luar kelenjar adrenal akan menyebabkan kelenjar tersebut mengeluarkan hormon aldosteron. Aldosteron bekerja langsung pada tubula-tubula ginjal, mempertinggi reabsorpsi ion-ion Na+ . Ini selanjutnya mempertinggi reabsorpsi air dan dengan demikian juga membantu memulihkan volume darah dan tekanan normal kembali (Kimball,2005).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Pengamatan Tekanan Darah
3.1.1 Alat dan Bahan
● Alat
- Sphigmomanometer
- Stetoskop
● Bahan
- Probandus : manusia
3.1.2 Cara Kerja
• Probandus dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu:
- Kelompok satu : Melakukan aktifitas jalan ditempat selama 5 menit.
- Kelompok dua : Tidak melakukan aktifitas
• Diukur tekanan darah dengan manset pada sphigmomanometer dan stetoskop.
• Diturunkan tekanan dalam manset secara perlahan-lahan.
• Diturunkan terus tekanan pada manset, bunyinya menjadi lebih keras, pudar dan menghilang .
• Dibandingkan tekanan sistole dan diastole pada kedua kelompok probandus.
3.2 Penghitungan Denyut Nadi
3.2.1 Bahan
- Probandus : manusia
3.2.2 Cara Kerja
• Probandus dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu:
- Kelompok satu : Melakukan aktifitas jalan ditempat selama 5 menit.
- Kelompok dua : Tidak melakukan aktifitas
• Dilakukan palpasi pada arteri radialis pada telapak tangan.
• Dihitung denyut nadi permenit dari masing-masing probandus.
• Dibandingkan denyut nadi ntara probandus yang beraktifitas dengan yang tidak beraktifitas.

IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Tekanan Darah
1. Tidak melakukan aktivitas
Jenis Kelamin Sistole/Diastol
Laki-laki 100/86 mmHg
Wanita 120/90 mmHg
2. Setelah Aktivitas 5 Menit
Jenis Kelamin Sistole/Diastole
Laki-laki 160/130 mmHg
Wanita 130/80 mmHg

4.2 Denyut Nadi
 Laki-laki
1. Tidak melakukan aktivitas = 70
2. Setelah Aktivitas = 101

 Wanita
1. Tidak melakukan aktivitas = 60
2. Setelah Aktivitas = 84

V. PEMBAHASAN

5.1 Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dalam praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya laju aliran darah pada pembuluh darah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan suatu alat yang disebut dengan sphigmomanometer. Pengukuran dilakukan meliputi tekanan sistole dan diastole. Prinsip dari pengukuran tekanan darah ini adalah memberi tekanan pada lengan bagian atas sehingga akan diperoleh tekanan darah sistole dan juga diastole. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memompa sehingga tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai diatas 120 mmHg yang cukup untuk menjepit arteri brakhial, dan akan menyebabkan tak ada darah yang dapat lewat dan denyut nadi pergelangan menghilang. Kemudian tekanan darah diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan atau lebih cepat, dengan menggunakan stetoskop bunyi nadi brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada titik ini tekanan yang tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas arteri brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung dirasakan. Dan titik dimana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan diastolik.
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada sampel dengan jenis kelamin dan tingkat aktivitas yang berbeda, hal ini dikarenakan besar kecilnya tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor tersebut. Hasil praktikum yang ditunjukkan pada tabel memberi hasil bahwa secara umum tekanan darah pada laki-laki lebih besar (100/86 mmHg sebelum aktivitas dan 160/130 mmHg setelah aktivitas 5 menit) daripada tekanan darah pada wanita (120/90 mmHg sebelum aktivitas dan 130/80 mmHg setelah aktivitas). Hal ini dapat terjadi karena pada wanita umumnya mempunyai ukuran tubuh dan aktivitas metabolik yang berbeda dari laki-laki. Laki-laki pada umumnya lebih banyak membutuhkan banyak energi yang salah satunya diperoleh dari adanya gerakan jantung. Gerakan jantung yang relatif cepat ini akan mempengaruhi tekanan darah pada laki-laki. Sedangkan pada wanita, aktivitas metaboliknya relatif lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga pergerakan dari jantung dalam memompa darah juga relatif lebih lambat dan menyebabkan tekanan darah juga tidak terlalu tinggi. Menurut Pearce (1995), besarnya tekanan darah pada laki-laki dan wanita masih dalam batas normal yaitu pada usia dewasa tekanan sistole normal antara 110-150 mmHg dan tekanan darah diastole sebesar 60-90 mmHg.
Faktor kedua yang mempengaruhi besarnya tekanan darah adalah aktivitas yang dilakukan. Hasil pada praktikum ini menunjukkan bahwa pada saat setelah melakukan aktivitas, tekanan darah akan relatif lebih tinggi daripada pada saat tidak melakukan aktivitas (hanya duduk diam). Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya aktivitas fisik, dalam hal ini adalah berlari selama 5 menit, akan memacu impuls yang merambat ke jantung melalui saraf akselerator menyebabkan peningkatan laju aliran darah dalam tubuh. Total banyaknya darah yang dipompa oleh jantung dapat meningkat sampai 25-30 liter setiap menit. Jantung bergerak lebih cepat pada saat beraktivitas karena pada saat melakukan aktivitas maka kebutuhan akan asupan oksigen tubuh akan meningkat sehingga jantung akan terinduksi untuk memompakan darah penganakut oksigen lebih cepat ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan pada saat tidak beraktivitas kondisi tekanan darah relatif lebih stabil karena kebutuhan oksigen tubuh masih terpenuhi dan tidak membutuhkan oksigen dengan segera untuk menggantikan oksigen yang hilang karena proses atau aktivitas fisiologik.
Tekanan darah selain dipengaruhi faktor jenis kelamin dan aktivitas juga dipengaruhi oleh kerja dari hormon angiotensinogen yang dihasilkan oleh ginjal, menurut Kimball (2005), pada mamalia, ginjal berfungsi untuk membantu menjaga tekanan darah dan memulai dengan tindakan memperbaiki bila tekanan darah mulai turun. Ginjal melepaskan enzim proteolitik renin, yang mempunyai aktivitas secara spesifik. Substratnya adalah globulin disebut angiotensinogen, terdapat di dalam plasma. Renin memecahkan sebuah peptida yang mengandung 10 asam amino disebut angiotensin I, yang dapat dipengaruhi oleh suatu peptidase yang telah ada di dalam plasma. Hasil akhir adalah peptida yang mengandung delapan asam amino yang disebut agiotensin II. Angiotensin II menyebabkan otot dinding arteriol berkontraksi. Ini menghentikan pekerjaan sarang kapiler dan dengan mengembalikan volume pembuluh darah yang berfungsi kembali seimbang dengan volume darah, memulihkan tekanan darah normal.
Angiotensin II mempunyai pengaruh kedua yang tak langsung pada volume darah dan tekanan. Di puncak setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar endokrin disebut kelenjar adrenal. Bila angiotensin II mencapai sel-sel dari bagian luar kelenjar adrenal akan menyebabkan kelenjar tersebut mengeluarkan hormon aldosteron. Aldosteron bekerja langsung pada tubula-tubula ginjal, mempertinggi reabsorpsi ion-ion Na+ . Ini selanjutnya mempertinggi reabsorpsi air dan dengan demikian juga membantu memulihkan volume darah dan tekanan normal kembali.

5.2 Denyut Nadi
Menurut pearce (1995), denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat di mana arteri melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan. Seperti arteri radialis di sebelah depan pergelangan tangan, arteri temporalis di atas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis dibelokan mata kaki.
Percobaan penghitungan denyut nadi dihitung dengan cara palpasi atau perabaan pada arteri radialis yang terletak di pergelangan tangan karena arteri radialis ini berjalan ke bawah di sebelah radial untuk melayani kebutuhan darah pada struktur di tangan. Gerakan yang teraba bukan merupakan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta melainkan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta dan merambat lebih cepat dari pada darah itu sendiri.
Hasil percobaan menunjukkan denyut nadi sebelum dan setelah aktifitas berbeda, baik pada laki-laki maupun wanita. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas metabolik mempengaruhi denyut nadi pada setiap menitnya. Denyut nadi yang di dapatkan pada saat diam pada wanita 60 dan laki-laki 70, dari data ini dapat dikatakan bahwa denyut nadi pada wanita tersebut adalah normal, hal ini didasarkan pada pernyataan Pearce (1995), denyut nadi yang normal pada dewasa setiap menitnya antara 60-80 kali/ menit, dimana sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Tiap menit sejumlah volume yang tepat sama kembali dari vena ke jantung. Besarnya jumlah denyut nadi dapat menggambarkan kerja dari jantung, sehingga apabila denyut nadi di atas nilai normal dapat dikatakan bahwa kerja dari jantung juga kurang baik karena memompa dengan begitu cepat.
Sedangkan pada saat beraktivitas, denyut nadi akan relatif lebih cepat dibandingkan ketika dalam keadaan tidak beraktivitas. Hasil percobaan menunjkkan bahwa setelah aktivitas denyut nadi pada laki-laki naik menjadi 101 dan pada wanita naik menjadi 84. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya aktifitas fisik maka akan mempercepat denyut jantung karena respirasi sel meningkat dan kandungan kadar karbondioksida dalam darah juga meningkat. Dengan adanya hal ini maka jantung akan distimulasi untuk memompa darah lebih cepat. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung. Kecepatan jantung yang berbeda-beda ini kemudian akan mengakibatkan perbedaan pula pada cepatnya denyut nadi.

VI. KESIMPULAN

6.1 Tekanan sistolik adalah bunyi denyut yang terdengar pertama kali pada arteri brakhialis (dengan stetoskop).
6.2 Tekanan diastolik adalah titik dimana bunyi denyut mulai menghilang dan pudar pada arteri brakhialis.
6.4 Denyut nadi dapat dihitung dengan palpasi pada arteri radialis yang terletak di pergelangan tangan.
6.5 Aktifitas metabolik dan jenis kelamin mempengaruhi tekanan sistole dan diastole pada darah serta besarnya denyut arteri.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell and Reece. 2004 . Biologi . Jilid 3 edisi kelima . Erlangga . Jakarta
Junqueira at all. 1998 . Histologi Dasar . Edisi kedelapan . Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Kastowo, Hadi . 1982 . Zoologi Umum . Penerbit Alumni . Bandung
Kimball, J. W. 2005 . Biologi . Jilid 2 Edisi Kelima . Erlangga . Jakarta
Pearce, E. C. 1995 . Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis . PT Gramedia . Jakarta


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Numpang Info ..

Diposkan oleh noviarahma di Sunday, May 02, 2010 0 komentar
IPB Dedication for Education (IDEA) menagadakan LKTI bidang pendidikan, dengan tema: "Konsep Pendidikan di Indonesia" dan lomba fotografi bidang pendidikan dengan tema: "Potret Hitam Putih Pendidikan Bangsaku"

Pendaftaran: 29 Maret - 14 Mei 2010 .. Batas akhir 19Mei 2010
Informasi dan formulir pendaftaran dapat diambil di http://bem.ipb.ac.id/idea2010
CP: Diki 08197522991

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
 

Template Copy by Blogger Templates | BERITA_wongANteng |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES